Article Detail

NON ABIATE PAURA

Dalam rangka pendidikan karakter SMA Stella Duce 1 Yogyakarta mengangkat pendidikan karakter tangguh. Pendidikan karakter tangguh ini kami kemas dalam bentuk retret yang diselengarakan mulai tanggal 9 Januari s.d. 21 Januari bertempat di Omah Petroek Karang Klethak Pakem. Pendamping retret dalam rangka pendidikan karakter tangguh yaitu: Fr. A.Joni SCJ, Fr. Dedi SCJ, Fr. Edy SCJ, Fr. Boni SCJ, dan Fr. Primus SCJ. Retret ini kami  diberi tema “Non Abiate Paura” yang berarti Jangan Takut. Kata-kata ini menyitir ungkapan Beato Yohanes Paulus II yang disampaikan saat beliau berpidato kepada dunia sebab diawal kepemimpinannya saat ini dunia sedang diancam akan munculnya perang dunia ketiga.

Jangan takut menjadi titik tolak dalam membekali para siswi untuk menjadi pribadi yang tangguh. Untuk menjadi pribadi yang tangguh maka para siswi diharapkan berani mengatasi kecemasan, kekuatiran dan juga ketakutan yang ada di dalam dirinya dan membawanya kepada Yesus melalui ibadat Nikodemus. Setelah siswi mampu membuka dan menguasai berbagai ketakutan yang tak bernama di dalam dirinya maka para siswi juga dibantu untuk keluar berinteraksi dengan kehidupan nyata. Didalam kehidupan nyata para siswi kami ajak untuk mengalami perjuangan hidup masyarakat kecil pada umumnya. Pribadi yang tangguh juga diindikasikan bahwa pribadi tersebut tidak mudah mengeluh, mau berjuang, mampu bekerja keras dan mampu membangun harmoni hidup dengan orang lain. Untuk itu para siswi juga mengalami dan terlibat dengan kehidupan masyarakat sekitar yaitu sebagai penambang pasir di daerah Kali Boyong, pedangan kecil di Pasar Pakem, petani bunga Krisan, dan petani buncis.

Melalui perjumpaan dengan masyarakat sekitar, para siswi juga menemukan berbagai nilai kehidupan yang dapat mereka petik. Berbagai nilai yang mereka peroleh adalah: segi fisik; mereka menemukan bahwa dengan bekerja mereka menjadi lebih terampil dalam melakukan pekerjaan baru, cekatan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban kita, dapat mengatasi rasa lelah dengan cara mengerjakan pekerjaan itu dengan sepenuh hati, berani malu, dan lebih teliti, segi hati; menghargai arti sesama, lebih peka dengan kondisi yang ada, menghargai usaha dan kerja keras orang lain, belajar bersabar, menjadi rendah hati ketika berhasil, segi wawasan; menambah pengalaman baru, cara mengantur waktu, belajar memahami karakter orang konsumen, mengasah kreatifitas, segi sosial; sabar dengan orang lain, membangun komunikasi dengan orang lain, bekerjasama dengan banyak orang, ramah dan murah senyum, tidak menganggap remeh profesi orang lain. Itulah sebagian nilai-nilai yang dipetik melalui eksprosure. Melalui nilai-nilai yang mereka peroleh mereka menarik makna bahwa,”ternyata untuk mendapatkan hal-hal yang kita inginkan memerlukan usaha, niat dan kerja keras dengan hati tulus dan penuh rasa syukur. Menghargai hal-hal kecil adalah awal menghargai hal-hal BESAR”.
(Sr. Yus)
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment